DalamUsahanya Mencari Daerah Penghasil Rempah - Rempah Belanda Berhasil Sampai Ke Indonesia, Kedatangan Belanda Pertama Dipimpin Oleh Cornelis De Houtman Mendarat Di? - 27, 2022 November 15, 2021 by admin
BERTUAHPOSCOM, PEKANBARU - Setelah menempuh pelayaran selama berbulan-bulan, pada 27 Juni 1596 Cornelis de Houtman dan armada yang terdiri dari Catatan Sejarah 27 Juni: de Houtman Mendarat di Banten, Awal Mula Penjajahan Indonesia » BertuahPos
Meski Belanda adalah penjajah Indonesia yang paling lama, Sebanyak empat kapal dengan 249 awak dan 64 pucuk meriam berangkat di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada Juni 1596, kapal-kapal de Houtman sampai di Banten, pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. 1811-1815 Inggris dibawah Thomas Stamford Rafles menguasai
Membukajalur pelayaran ke Indonesia tanpa konflik dengan Portugis; Merintis didirikannya VOC; Kunci Jawabannya adalah: D. Merintis didirikannya VOC. Dilansir dari Ensiklopedia, Jasa Cornelis De Houtman bagi Belanda adalahjasa cornelis de houtman bagi belanda adalah Merintis didirikannya VOC. Penjelasan
Lalu kedatangan Belanda di Indonesia juga turut memengaruhi perkembangan surat-menyurat di Indonesia. Pada tahun 1596, Datanglah Cornelis de Houtman yang membawa surat bagi raja-raja di Jakarta dan Banten. Pada waktu itu, surat yang beredar hanya ditujukan bagi pejabat resmi dan tidak mengandung pemberitaan tentang kompeni di Indonesia.
soal matematika kelas 1 sd kurikulum merdeka. Oleh Benny Ohorella, Penulis dan Penikmat Sejarah Pada 11 September 1599, Cornelis de Houtman, dibunuh oleh Laksamana Keumala Hayati dari Aceh, lalu armada de Houtman disita. Ini adalah ekspedisi dagang kedua Belanda ke Nusantara. Sikap de Houtman yang pongah dan kasar, memicu konflik hampir di semua tempat yg dia kunjungi. Pada kunjungan pertama thn 1596, dia diusir dari Banten. Ketika armadanya diserang perompak di lepas pantai Tuban, dia menumpahkan kemarahannya dgn menyerang sejumlah kampung di pulau Madura yg justru telah menolong dia dan orang-orangnya memperbaiki kapal dan merawat mereka yang ini mendorong Ratu Elizabeth I memilih jalur diplomasi, dgn mengirimkan surat permohonan restu kepada Sultan Aceh utk mengizinkan Inggris berdagang di Nusantara. Restu Sultan Aceh ini diikuti oleh sejumlah Sultan di Nusantara, sehingga mereka ramai-ramai mengikat perjanjian dagang dengan Inggris, salah satunya Banten. Tahun 1602, VOC berdiri, sebuah perusahaan swasta multinasional yang dimaksudkan utk menyatukan berbagai usaha dagang yang dimiliki orang-orang Belanda dalam satu koordinasi. Perusahaan ini walau saham-saham utamanya dimiliki oleh para Staten Generale Belanda tapi selebihnya bisa dimiliki oleh siapapun yang bisa urun modal baik berupa uang, barang ataupun tenaga. Dengan cara ini, sebuah negara kecil seperti Belanda bisa berkompetisi melawan para raksasa seperti Inggris, Spanyol ataupun satu misi VOC yang pertama adalah memperbaiki hubungan dgn Kesultanan Banten, mengingat berita dari Cornelis de Houtman dulu, Banten adalah salah satu sumber utama rempah-rempah, dan karena kekurangajaran Cornelis saja perdagangan dengan Banten berantakan. VOC lalu datang dengan membawa banyak hadiah dan janji perdagangan yang menguntungkan. Sultan Banten lalu mengizinkan VOC mempuyai wilayah sebagai tempat mereka melabuhkan kapal dagang, kantor administrasi dan membangun gudang. Sultan Banten lalu menugaskan Pangeran Jayakarta mencarikan wilayah tersebut, Pangeran Jayakarta lalu memberikan wilayah di tepi timur Sungai Ciliwung, di sebrang istana dan benteng Jayakarta yg berada di tepi barat Sungai Ciliwung. Di sana VOC mendirikan benteng kecil, dermaga dan bangunan kantor dan gudang. Pembangunan pos dagang permanen VOC pertama di Nusantara ini selesai tahun itu pada tahun yang sama 1602, Banten mengetahui bahwa Sultan Aceh telah merestui Inggris untuk masuk ke Nusantara, dan cara Inggris yang sopan ini membuat Pangeran Jayakarta merasa perlu mengimbangi Belanda dengan mengizinkan Inggris juga memiliki perwakilan Banten. Ketika itu memang kedudukan Belanda terlihat semakin lama semakin kuat. Pangeran Jayakarta mengizinkan Inggris membangun benteng, dermaga dan berbagai yang serupa dengan VOC di tepi barat Sungai Ciliwung, bahkan berdekatan dengan istana Pangeran Jayakarta. Hal ini membuat VOC marah dan mengajukan keberatan kepada Pangeran Jayakarta, tapi Pangeran Jayakarta tidak menanggapi. Dan hubungan VOC dengan Banten, terutama dengan Pangeran Jayakarta mulai 1618, konflik ini pecah menjadi konflik bersenjata. Pasukan Pangeran Jayakarta dibantu pasukan Inggris saling serang dengan para prajurit VOC. Di sini terlihat sifat multinasionalnya VOC. Pasukan Banten terdiri dari orang-orang Banten atau Demak, pasukan Inggris terdiri dari orang-orang Inggris, tapi prajurit VOC terdiri dari orang-orang Belanda, Jepang, negara-negara Skandinavia bahkan orang-orang Inggris dan Jawa Banten/Demak sendiri. Ya, karena VOC bukanlah sebuah negara, tapi sebuah perusahaan. Dalam pertempuran itu, kebetulan armada Inggris berada di sekitar Laut Cina Selatan, maka tak berapa lama 15 kapal perang Inggris tiba di Batavia, dan segera membuat VOC kocar-kacir. Benteng VOC babak belur tapi bertahan, walaupun begitu hal itu cukup untuk membuat Gubernur Jenderal VOC di Hindia Timur, Jan Pieterzoon Coen harus melarikan diri ke Ambon. Di sana VOC baru saja menaklukkan benteng Portugis, dan Coen berharap bisa bersembunyi di sana sambil menyusun armada baru utk mengatasi kekisruhan di itu di Jayakarta yang ditinggal Coen, benteng VOC hampir menyerah, penjaga benteng VOC sudah tinggal 24 orang, walau persediaan amunisi masih banyak, tapi tembakan meriam-meriam Inggris terus membombardir tembok benteng. Tapi, perkembangan buruk justru terjadi di kubu Banten - Banten meminta Pangeran Jayakarta menegosiasikan ulang perjanjiannya dgn Inggris, krn menurut Sultan, perjanjian sebelumnya dibuat tanpa persetujuan Sultan Banten. Pangeran Jayakarta, diminta datang ke pusat Kesultanan Banten dekat Serang sekarang dan tidak diizinkan kembali sebelum masalah ini selesai. Inggris marah dengan keadaan ini, karena mereka beranggapan bahwa perjanjian mereka telah legal sehingga tidak ada alasan utk dinegosiasikan ulang. Inggris menghentikan bantuannya dalam pertempuran dengan VOC, membuat para penjaga benteng VOC bisa bernafas lega, tidak ada lagi meriam-meriam Inggris yg menyalak menghantam benteng mereka. Senjata pasukan Banten tidak ada pengaruh apa-apa terhadap tembok benteng yang kondisi ini, VOC merasa bahwa inilah saat yg tepat utk melakukan pembalasan. Bulan Mei 1619, Coen datang kembali dengan 17 kapal perang dan lebih dari 1000 orang pasukan darat. Ketidakseriusan Inggris dan posisi Pangeran Jayakarta yang tidak di lokasi, membuat pasukan VOC bisa merajalela. Benteng VOC segera dibebaskan dari pengepungan dan bahkan menyerang langsung Jayakarta sendiri. Melihat ini, Inggris memilih melarikan diri. Pasukan VOC pun berhasil merebut Jayakarta dan membakar habis semua dan menghancurkannya hingga rata dengan lokasi tempat dulu Jayakarta berdiri, Coen mendirikan benteng baru yang lebih luas dan besar. Diperlengkapi secara kemiliteran dengan sangat baik. Dan tanggal 18 Januari 1621, secra resmi sebuah kota baru berdiri dengan nama Batavia. Diambil dari nama Batavii, sebuah nama suku Jerman yang dulu mendiami pulau2 di muara sungai Rhine. Pulau2 di zaman purba ini akhirnya menjadi satu setelah suku ini menguasai cara mengeringkan rawa-rawa dan wilayah sungai yg dangkal sehingga menjadi negeri Belanda Netherlands == tanah rendah. Diyakini, suku Batavii ini adalah nenek moyang orang sini terlihat bahwa jika dihitung dengan benar maka nusantara ini tidak dikuasai VOC lalu lanjut Belanda selama 350 tahun, tapi jauh kurang dari itu. Kenapa? tahun 1596, orang Belanda pertama saja baru datang 1942 - 1596 = 346 tahun, dan itu sudah keliru. Bahkan armada dagang Belanda hancur lebur di tahun 1599. Tahun 1602, VOC baru berdiri dan baru tahun 1621 mampu menaklukkan Jayakarta. Inilah tempat pertama yg DIREBUT dari sebuah kerajaan di nusantara. Tahun 1605, memang VOC bisa bercokol di Ambon tapi itu bukan dengan merebut wilayah Hitu sebagai kerajaan bawahan Kesultanan Ternate di pulau Ambon tapi dengan merebut benteng Portugis yg didirikan di wilayah kosong di seberang benteng Hitu di teluk Ambon. Ketika itu Hitu hanya menguasai wilayah yg sampai sekarang dikenal sebagai jazirah Lei Hitu di pulau itu kadang kemenangan VOC/Belanda adalah karena kemampuan mengeksploitasi kesempatan bagaimanapun Belanda baru berani mendeklarasikan Pax Neerlandica pada masa Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch 1830 - 1833, setelah kemenangan dalam Perang Diponegoro tahun 1830. Di masa ini pun Kesultanan Aceh belum takluk sampai 1904. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sejak dahulu kala, Indonesia yang dikenal Nusantara pada saat itu merupakan salah satu kepulauan di belahan Timur yang terkenal menghasilkan rempah-rempah terbaik. Hal itu menyebabkan orang-orang Eropa di benua barat merasa tertarik dan berusaha untuk mengunjunginya. Salah satunya adalah Cornelis de Houtman. Pelaut Belanda yang sukses menginjakkan kakinya di Tanah Air lewat Banten pada 27 Juni 1596. Berbekal informasi dari para pelaut pada akhir abad ke-16, ia berangkat dari pelabuhan Amsterdam bersama empat kapal dagang yang mengiringi. kedatangan Cornelis de Houtman di Nusantara, menjadi cikal bakal penjajah Belanda mulai bercokol di Indonesia. Tergiur karena cerita-cerita di kalangan pedagang Cornelis de Houtman tertarik menjelajah ke sisi Timur dunia setelah mendapat informasi dari kalangan pedagang Eropa tentang keberadaan Pulau “Surga” yang tersembunyi. Kawasan tersebut, diyakini memiliki kekayaan alam berupa rempah-rempah. Cornelis de Houtman pun segera mempersiapkan pelayaran setelah dirinya ditunjuk oleh Para otoritas saudagar Belanda. Dalam The Cradle of Colonialism 1963, George Masselman menyebutkan bahwa armada Cornelis de Houtman berangkat dari Amsterdam menuju Lisboa, Portugal. Tujuannya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang keberadaan pulau misterius tersebut. Membentuk serikat dagang Belanda Setelah menghabiskan waktu selama dua tahun di Portugal, ia pun memutuskan untuk kembali pulang ke negerinya. Saat itulah, ia berjumpa dengan seorang Belanda lainnya yaitu Jan Huygen van Linschoten. Ia merupakan pedagang yang bekerja untuk kerajaan Portugis di India. Dari van Linschoten inilah, Cornelis mendapatkan informasi berharga tentang keberadaan Nusantara yang konon kaya akan rempah-rempah. Pada 1594, Cornelis de Houtman bersatu dengan seluruh pedagang Belanda dan membentuk Compagnie van verre te Amsterdam perusahaan jarak Jauh yang berpusat di Amsterdam. Perserikatan dagang baru ini dibentuk untuk menemukan kepulauan yang menghasilkan rempah-rempah. Hingga pada 2 April 1595, Cornelis de Houtman ditunjuk agar segera angkat sauh dan mulai berlayar pada 2 April 1595. Sampai di Nusantara dengan korban ratusan nyawa Diiringi oleh empat kapal, Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken, Conelis de Houtman memulai penjelajahannya menuju sisi Timur dunia. Nahas, karena tipisnya stok makanan, banyak kru kapal yang tewas karena menderita penyakit sariawan. Tak jarang, konflik internal antara kapten kapal dan kru juga jadi masalah tersendiri. Pengaruh iklim tropis yang berbeda dengan cuaca di Belanda, juga membuat banyak kru dari keempat kapal tersebut berguguran satu demi satu. pada 27 Juni 1596, rombongan armada Cornelis de Houtman tiba di pulau Banten. Dilansir dari total, ada sekitar 249 orang yang selamat sampai di tujuan. Para saudagar asing ini, awalnya diterima dengan baik oleh otoritas setempat. Namun sayang, karena perangai buruk seperti keluar masuk kota seenaknya, banyak dari mereka yang ditangkap oleh petugas keamanan kesultanan Banten. Sukses temukan Indonesia meski harus terusir keluar Akibatnya pun sungguh fatal. Para pedagang asing asal Belanda, termasuk Frederick de Houtman yang merupakan kakak Cornelis, dijebloskan ke dalam penjara. Alhasil, dirinya pun harus mengeluarkan denda berupa uang untuk membebaskan sang kakak. Tingkah polah mereka pun harus dibayar mahal pada saat itu. Dilansir dari Cornelis beserta rombongan dagang Belanda lainnya, terpaksa digiring keluar dan diusir dari tanah Banten. Meski tak berhasil menemukan rempah-rempah yang dicari, Cornelis de Houtman berhasil menemukan jalur pelayaran menuju ke Indonesia. Dirinyalah yang nantinya membuka jalan bagi pelaut-pelaut Belanda lain untuk datang kembali ke tanah Nusantara. Bukan sebagai pedagang, melainkan berubah menjadi penjajah yang kelak mendirikan kolonialisme di Indonesia selama ratusan tahun lamanya. Tak heran jika Indonesia dijajah Belanda di kemudian hari. Selain tertarik dengan potensi rempah-rempahnya, kolonialis Eropa tersebut hendak melebarkan bisnis pedagangannya lebih luas. Bahkan hingga saat ini pun, Indonesia masih diincar oleh penjajah asing secara halus yang mengincar SDA dan sumber lainnya.
Cornelis de Houtman. Sumber de Houtman merupakan sosok yang cukup berjasa dalam proses pembukaan jalan penjajahan VOC di Indonesia. Pria kelahiran 2 April 1565 ini datang ke Indonesia dalam dengan tujuan melakukan ekspedisi dagang Belanda ke Hindia Timur. Misi dagang yang dibawa oleh Cornelis menjadi cikal bakal VOC yang akhirnya menjajah bangsa dan Perjalanan Hidup Cornelis de Houtman di IndonesiaCornelis de Houtman. Sumber buku Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu 2014, Cornelis de Houtman terkenal dengan sifat kejamnya. Ia selalu bersikap semena-mena kepada Kesultanan Banten hingga akhirnya diusir. Tidak hanya itu, ia juga terkenal dengan kekejamannya saat berada di Madura hingga akhir mati dalam perlawanan bersama Laksamana Malahayati dari de Houtman memang terkenal sebagai penjajah Belanda dengan reputasinya sebagai pedagang Hindia Belanda yang datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Sifat buruk Cornelis sudah terlihat sejak ia masih berada di Eropa. Hal ini terbukti pada saat ia dipenjara oleh bangsa Portugis pada awal tahun 1950-an akibat melakukan percobaan mencuri peta rahasia pelayaran Hindia tahun 1596, Cornelis tiba di Banten dan mulai menjalin hubungan dagang dengan pemimpin Jawa, Sumatera, dan Bali. Sejak itulah, Banten menjadi kepulauan rempah-rempah paling menggiurkan di dunia dan praktik kolonialisme Belanda di Indonesia di Bandar dagang milik Kesultanan Banten, Cornelis langsung terperangah saat melihat suasana pelabuhan yang sangat riuh dan sibuk. Sebenarnya awal kedatangan Corneli disambut baik dengan penduduk setempat. Bahkan ia hampir berhasil menunaikan misinya untuk membeli rempah-rempah yang dibutuhkan. Sayangnya kehadiran orang-orang Belanda yang belum lama berada di Banten justru malah bertingkah buruk sehingga penduduk setempat menjadi benci dengan orang-orang misi Cornelis di Banten tepaksa gagal. Meski begitu, ia termasuk orang Belanda pertama yang berhasil membuka dan menemukan jalur armada dan tiba di negeri yang kaya akan rempah-rempah ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa Cornelis de Houtman merupakan perintis dan pembuka jalan kolonialisme Belanda di Nusantara. Anne
seperti nya sihh pada tanggal 1 september 1599 karena dia meninggal pada tanggal itu karena jika pemimpin wafat akan langsung di gantikan 1599 cuma tau tahunnya doang
Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muro Jambi, Jambi - Pada tahun 1595, Belanda melakukan penjelajahan Samudera di bawah pimpinan Cornelis De Houtman. Mereka berangkat dari Eropa dan tiba di Indonesia pada tahun 1596 dengan mendaratkan kapalnya di Banten. Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan perusahaan dagang di Indonesia yang dikenal dengan Verenigde Oost Indische Compagnie VOC. VOC merupakan usulan dari Olden Barneveld dan dipimpin oleh 17 orang direktur yang disebut Dewan Tujuh Belas atau Heeren Zeventien. Tujuan didirikannya VOC adalah sebagai berikut Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah Pengalihan kekuasaan VOC pada kepada kerajaan Belanda Baca juga 6 Tujuan Belanda Mendirikan VOC di IndonesiaLatar belakang VOC menguasai rempah-rempah VOC mampu menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah karena dilatarbelakangi dengan beberapa hal, yakni Menaklukan Portugis Dilansir dari buku Nusantara sejarah Indonesia 2008 karya Bernard Hubertus Maria Vlekke, tak lama setelah dibentuk, VOC mampu menyingkirkan Portugis yang sudah lebih dahulu membangun imperium perdagangan di Asia. Sebanyak 13 kapal yang berangkat dari Belanda, dilengkapi persenjataan yang kuat menyerang Portugis dari segala sisi benteng pertahanan mereka. Serangan tersebut berhasil membuat Portugis takluk dan terusir dari Johor. Di Ambon, Portugis menyerah tanpa penyerangan, sedangkan benteng Portugis di Tidore jatuh. Modal yang berlimpah VOC menjadi kongsi dagang terbesar di antara perusahaan-perusahaan dagang yang beroperasi di Asia. VOC tumbuh pesat, salah satunya karena modal yang berlimpah. Dengan modal yang banyak, VOC mampu membiayai operasi-operasi militer yang perlu untuk meraih kedudukan sebagai pemegang monopoli di dunia dalam hal perdagangan rempah-rempah.
pengganti cornelis de houtman dalam menguasai indonesia adalah